Selasa, 19 Juni 2012

Sepak bola adalah sebuah olahraga yang sangat populer di dunia, tak terkecuali di Indonesia dan sama seperti olahraga lainnya. Sepakbola akan terasa kurang apabila tidak ada yel yel dukungan dari supporter setia klub ataupun negara yang sedang bertanding, mereka akan bangga mengenakan atribut, menyanyikan lagu pemompa semangat bahkan sampai membawa alat musik masuk kedalam stadion.

Setiap supporter pasti memiliki fanatisme terhadap klub atau negara yang di dukungnya, fanatisme itu bisa berasal karena mereka dari negara tersebut, atau kota dimana sebuah klub bermarkas, mungkin juga karena suatu hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata  mengapa mereka menyukai klub tersebut.

Namun karena jumlah klub di indonesia banyak, maka kelompok supporter juga banyak pula, dan tentunya mereka akan sangat fanatik dalam memberikan dukungan untuk tim kesayangannya, tiap daerah memiliki warna sendiri sendiri, Persija dengan the jak nya, Persib Bandung dengan viking, Persebaya Surabaya dengan boneknya, Arema dengan aremania nya, dan masih banyak lagi.

Tak jarang diantara mereka bahkan sampai terlibat kontak fisik dan psikis walaupun berakar dari masalah sepele atau bahkan hanya prasangka antar individu saja, dan demi menjaga sikap dan fanatismenya, seperti perseteruan klasik antara Aremania dan Bonek, ataupun viking dengan the jak, yang mungkin masih di ingat bagaimana Bonek yang dalam perjalanan ke Bandung menyerang warga Solo dan sekitarnya.Yang masih baru adalah penyerangan terhadap tiga orang supporter di dalam stadion utama gelora bung karno, yang menewaskan tiga orang tersebut.

Hari itu Minggu, 27 Mei 2012 di SUGBK diselenggarakan pertandingan klasik antara Persija melawan Persib. Seperti pertandingan yang sudah-sudah the jak tumpek blek mengoranyekan SUGBK, sesuai warna kebesaran persija, pertandingan sendiri berlangsung seru dan terjadi saling mengejar gol, dan berkesudahan 2-2, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak viking, kelompok supporter persib dilarang menonton pertandingan tersebut di Jakarta, demikian pula sebaliknya the jak tidak boleh menonton pertandingan persija di Bandung, hal ini dilakukan untuk menghindari kontak fisik yang tidak di inginkan.

Saat itu L (29)asal Jakarta,R (22) asal Bandung dan D (16) asal Bekasi Menonton pertandingan, di tengah pertandingan L , singkat cerita B mendatangi L, karena ia merasa heran mengapa L tidak bereaksi ketika Persija mencetak gol,  setelah mengalami adu mulut pada akhirnya B meminta kartu tanda penduduk (KTP) milik L karena menolak menunjukan KTPnya, sontak saja B langsung berteriak "woy ini anak viking" sontak saja teman teman B datang dan korban pun dikeroyok hingga tak berdaya, polisi yang datang ingin membubarkan tidak dapat menangkap tersangka di TKP karena tersangka melarikan diri, hingga akhirnya L tewas di tempat, salah satu tersangka Y(30) mengaku ia ikut mengeroyok korban karena fanatismenya terhadap persija yang besar "saya cinta persija"

Dari contoh diatas bisa dikatakan bahwa B melakukan agresi karena memiliki prasangka terhadap L, sedangkan prasangka sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah sikap (biasanya negatif), bisa juga dikatakan mundul karena penilaian yang tidak berdasar. ditujukan kepada beberapa anggota kelompok, yang didasarkan keanggotaanya dalam kelompok, prasangka berasal dari:
  1. Konflik langsung antar kelompok : baron dan byrne (2003) menerangkan bahwa  orang berprasangka karena adanya kompetisi atas sumber sumber berharga yang terbatas, mereka akan cenderung melaneli "musuh" pada kelompok lainnya.
  2. Teori belajar sosial : prasangka berkembang karena individu mempelajarinya, munculnya prasangka ini sangat persis dengan sikap lainnya.
  3. Kategorisasi sosial : Menekankan adanya kenyataan mendasar yang membuat orang dapat berprasangka, misalnya orang membeda bedakan jenis pendidikan, buah, dan apa yang mereka senangi.
  4. Stereotip: kerangka kognitif yang berisi pengetahuan dan belief tentang kelompok sosial tertentu dan dilihat sebagai tipikal  kelompok tersebut.
Dalam contoh kasus diatas B telah berprasangka terhadap L karena menganggap L tidak bereaksi ketika persija mencetak gol dan kegirangan ketika persib mencetak gol penyama kedudukan, hal itu dianggap B sebagai tindakan yang hanya akan dilakukan oleh Viking kelompok pendukung Persib, sebuah prasangka yang hanya melihat individu tersebut adalah anggota dari Viking, dan tidak melihatnya sebagai individu secara mandiri, dan menganggap L sebagai musuhnya, ia dan tersangka lain pun mengeroyoknya hingga tak berdaya. walaupun sebenarnya B bisa dianggap salah sasaran karena dari KTP menunjukan bahwa L adalah warga Jakarta yang merupakan basis Jak mania. dan tindakan yang dilakukan oleh B sudah bisa dianggap sebagai agresi,

Pengertian agresi sendiri adalah:
  • serangan yang dilakukan individu terhadap individu lain/ dirinya sendiri
  • setiap perilaku yang merugikan/ menimbulkan korban pada orang lain
  • perilaku fisik/ lisan yang dilakukan dengan tujuan menyakiti orang lain
Dan yang dilakukan oleh B termasuk dalam agresi rasa benci/emosi (hostille aggression) yaitu merupakan ungkapan kemarahan yang tinggi, ia marah dan benci karena tim Persija yang ia  dukung tidak ikut di dukung oleh L sehingga ketika kedudukan menjadi sama dan L menunjukan sebuah ekspresi senang B langsung menghampiri L dan meminta KTP karena tak mau menunjukan KTP nya B langsung melakukan tindak agresi terhadap L yang kemudian di ikuti oleh teman temannya  yang terprovokasi oleh teriakan B.

Efek dari penyaluran agresi adalah perasaan mereka yang menjadi lebih baik, dalam kasus ini I adalah contohnya, ia menulis status di facebook, yang bersikan bahwa ia telah mengeroyok Viking, hal ini ia lakukan karena berpendapat dengan menulis status demikian anak anak viking yang lain akan down mentalnya.

Agar kasus agresi yang menyebabkan tewasnya supporter mungkin cara yang paling efektif dilakukan adalah pemberian hukuman yang setimpal, sehingga akan menimbulkan efek jera dan memancing agar kelompok lain tidak melakukan hal seperti itu, ataupun bisa melalui penyaluran agresi yang positif seperti ia meluapkan emosinya pada kegiatan fisik tertentu yang menguras tenaga.

Pendidikan terhadap supporter agar tidak melakukan agresi sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun karena stereotip yang sudah berkembang dan kecintaanya terhadap sebuah klub yang didukungnya maka kadang kadang aspek kemanusiaan ini sering sekali terabaikan, hal yang mungkin bisa kita lakukan sebagai supporter adalah menganggap bahwa mendukung tim kesayangan hanyalah sebatas pertandingan di stadion, dan tidak melupakan bahwa kita adalah satu negara yaitu Indonesia, dengan dasar itu kita akan saling menghormati dan tidak malah saling membunuh karena negara indonesia lebih membutuhkan dukungan dan perubahan ke arah yang lebih baik! karena tidak bisa perkembangan suatu bangsa hanya berdasarkan satu warna, ingat Bhineka Tunggal Ika berbeda beda tetapi tetap satu jua!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjalanan ke Kawaguchiko, Jepang

  Gunung Fuji adalah ikon Jepang, gunung ini sering digambarkan dalam komik, dan anime Jepang. Jika kamu ingin melihat gunung fuji, cara ter...