Selasa, 13 Oktober 2020

Perjalanan ke Kawaguchiko, Jepang

 


Gunung Fuji adalah ikon Jepang, gunung ini sering digambarkan dalam komik, dan anime Jepang. Jika kamu ingin melihat gunung fuji, cara termudah adalah dari kawasan kawaguchiko.

Kawaguchiko merupakan sebuah danau biasa yang terletak di distrik minamitsuru, prefektur yamanashi, Jepang. Berjarak 113km dari pusat kota Tokyo. Yang membuat kawaguchiko spesial adalah pemandangan gunung fuji dari skawasan danau  tersebut. ada dua pilihan yang bisa digunakan untuk menuju ke kawaguchiko, yakni menggunakan kereta atau menggunakan bus.

Kereta adalah pilihan yang saya sarankan jika kamu memiliki JR Pass. Start di stasiun Tokyo naik Chuo line tujuan otsuki. Dari stasiun otsuki pindah kereta ke fujikyuko line tujuan stasiun kawaguchiko. Waktu tempuh meggunakan kereta sekitar 3 jam. memang lebih lama dan butuh transit, tetapi bagi pemilik JR Pass hanya perlu membayar tiket untuk fujikyo line. Karena perjalanan dari stasiun Tokyo hingga otsuki masih tercover oleh JR pass, jadi bisa lebih hemat.


Platform Keberangkatan Bus


Bus adalah pilihan bagi yang ingin lebih cepat dan tidak perlu berpindah-pindah transportasi. Untuk mendapatkan bus bisa melalui Shinjuku west bus terminal atau dari Tokyo station. Ketika itu saya menggunakan bus dari Tokyo station. Pergi ke  Tokyo station dengan menggunakan kereta, keluarlah melalui yaesu south exit. Setelah menemukan pintu keluar, loket bus berada disebelah kanan dari pintu keluar.

Informasi Keberangkatan Bus


Harga tiket sekali perjalanan dari Tokyo station hingga ke kawaguchiko adalah 1500yen. Dari Tokyo station ada dua tempat pemberangkatan, yaitu langsung dari depan loket, atau berangkat dari tekko building yang berjarak 10 menit jalan kaki dari loket bus tadi. Lama perjalanan dari Tokyo station hingga di pemberhentian terakhir stasiun kawaguchiko adalah 2 jam. walaupun lumayan lama, tetapi tidak terlalu berasa karena selama perjalanan akan melwati pemandangan perkotaan hingga masuk ke kawasan pegunungan, sayang untuk dilewatkan. Bus ini akan berhenti terlebih dahulu di fujiQ highland (taman bermain), dan stasiun kawaguchi. jadi pastikan jika ingin ke danau kawaguchiko turun di stasiun kawaguchiko.

Pemandangan selama Perjalanan

Penumpang Bus Hanya 3 Orang
Stasiun Kawaguchiko


Bus di jepang ini pelayanannya sangat memuaskan loh, berangkat ontime, dan tidak akan menunggu penumpang. Saya memliki pengalaman unik sewaktu perjalanan balik dari kawaguchiko ke Tokyo station, bus yang saya tumpangi hanya mengangkut 3 orang dan tetap berangkat tanpa menunggu penumpang lagi. Bus beroprasi dari jam 5 pagi sampai 9 malam, diberangkatkan setiap satu jam sekali.

Livery Bus yang Unik

Sesampainya di stasiun kawaguchiko, kamu perlu transportasi lainnya untuk mencapai dan mengelilingi danau. Ada beberapa alternatif yang bisa dipilih, diantaranya menyewa mobil, sepeda, serta dengan menggunakan bus, dari ketiga pilihan tersebut menyewa sepeda atau naik bus adalah pilihan terbaik.


Ada beberapa rental sepeda di sekitar stasiun kawaguchiko, harganya bervariasi mulai dari 400 yen per jam sampai 1500 yen perhari. Cukup menyenangkan bersepeda dikawasan kawaguchiko, jalannya tidak terlalu banyak tanjakan yang menguras energi. Keuntungan menggunakan sepeda adalah bisa ke segala sisi kawaguchiko secara fleksibel.

Bus yang tersedia untuk mengelilingi kawasan kawaguchiko ada tiga jalur, yaitu red,green,dan blue. Bus red melayani rute stasiun kawaguchiko hingga kawasan danau kawaguchiko, green line dari stasiun kawaguchiko-danau kawaguchiko dan berakhir di danau saiko, blue line memiliki rute terjauh, yakni dari stasiun kawaguchiko hingga danau motosuko.

Jika ingin melihat gunung fuji dari kawasan danau kawaguchiko, naiklah bus yang redline. Bus ini memiliki 22 pemberhentian, beberapa spot pemberhentian menarik adalah pemberhentian no 11 di sana ada kachi kachi ropeway, semacam kereta gantung yang bisa digunakan untuk menikmati gunung fuji dari atas bukit. Sayang waktu saya kesana ropewaynya masih dalam perbaikan.

Ada banyak spot yang bisa digunakan untuk melihat gunung fuji dari kawasan kawaguchiko diantaranya di pemberhentian no 14 di seberang kokuna hotel. Bisa juga di pemberhentian no 20 sunnide resort atau di pemberhentian terakhir no 22 kawaguchiko natural living center. Tarif busnya bervariasi tergantung jarak. Untuk pemberhentian no 11 tarifnya 150 yen. No 14 290 yen. No 20&22 480 yen, tariff tersebut  saya lihat pada bulan desember 2019. Makin jauh rutenya tarifnya makin mahal, menikmati gunung fuji dari kawasan kokuna hotel saya rasa sudah bagus untuk mengambil foto, dan lebih murah tarifnya.

Bus Redline

Bus redline beroprasi pertama pada jam 09.00 dan bus terakhir pada 17.45, bus berangkat setiap 15 menit. Jika ingin turun dari bus cukup memencet tombol dan membayar di mesin sebelah driver. Oh iya tersedia juga two day pass tiket bus, bisa dipilih apabila menginap dikawasan kawaguchiko.

Interior Bus Redline dan Payung Transparan saya yang ketinggalan di Bus :(

Tempat Pembayaran Bus


Waktu saya kesana, suasannya lagi pas. awalnya berkabut sekitar jam  12siang, menjelang sore hari jam 15 kabut menghilang dan ujung gunung fuji yang tertutup salju menjadi terlihat. Alhamdulillah, tidak sia sia jauh ke kawaguchiko.

Kawasan Hotel Kawaguchi
Sunset di Kawaguchi

Dikawasan kawaguchiko terdapat banyak hotel dengan berbagai pilihan harga, mulai dari hostel bunk bed hingga yang layanan berbintang. Walaupun didaerah pegunungan dikawaguchiko ada banyak minimarket, penjual makanan, hingga pompa bensin. Kawaguhiko bisa dikunjungi pada musim apapun, tetapi setelah saya cari informasi, waktu terbaik untuk mengunjungi kawaguchiko adalah musim semi dan musim gugur.

"Halte"Bus Redline

Suasana Didalam Bus ketika Sore

Okey, sekian pembahasan saya mengenai kawaguchiko, jika ada pertanyaan silakan ditulis di kolom komentar.

Kamis, 03 September 2020

Kota Semarang, Ibukota Jawa Tengah yang Menyimpan Potensi Wisata

 

Lawang Sewu

Halo semuanya, sudah lama saya belum mengisi blog saya ini. Dalam kesempatan ini saya akan membahas mengenai destinasi yang pernah saya kunjungi di Kota Semarang.

Kota Semarang adalah ibukota provinsi Jawa Tengah, dan merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Lokasinya strategis di pesisir pulau jawa, menjadikan semarang kota pelabuhan penting di jaman Belanda setelah tanjung priok di Jakarta dan tanjung Perak di Surabaya.

Dengan sejarah sebagai kota pelabuhan, Kota Semarang memiliki banyak akulturasi budaya dari bangsa lain, mulai dari gaya bangunan hingga makanan. Hal tersebutmenjadikan semarang memiliki potensi wisata yang menarik di pulau jawa.

Akses dari daerah lain menuju kota Semarang juga tersedia lengkap. Bisa menggunakan pesawat menuju bandara Achmad Yani, Kereta melalui stasiun Semarang tawang/poncol, menggunakan kendaraan pribadi juga mudah&cepat dengan adanya akses tol langsung menuju kota Semarang.

Akomodasi

 Pintu Masuk RoomsInc.
   

Pertama saya akan membahas akomodasi/tempat menginap di kota Semarang. saya sudah tiga kali menginap di kota Semarang, pertama di daerah simpang lima, kedua di daerah jalan gajahmada, dan terakhir adalah yang akan saya bahas, yaitu di Roomsinc Semarang.

Berlokasi di jalan Pemuda Semarang, hotel ini diapit oleh Balaikota di sisi utara dan lawang sewu di sisi selatan. Roomsinc ada di lantai paling atas DP mall Semarang serta memiliki akses langsung menuju mall.

Kesan pertama saya mengenai akses pintu masuk utama hotel melalui parkiran DP mall terlihat kurang meyakinkan. Tapi kesan tersebut hilang sesaat setelah saya mencapai lantai resepsionis. Ruangannya bagus, bersih, pelayanan resepsionis ramah, desain interiornya sesuai dengan tema “your millenials hotel in semarang”.

Masih di welcome area, terdapat lounge untuk tempat bersantai sore/pagi dengan pemandangan the one and only Lawang sewu! Dilantai yang sama ada beberapa permainan board, serta café.

  welcome area
                                                                        
Lounge view lawang sewu


Setelah melakukan proses checkin, saya segera mencari lift, naik ke lantai satu, lalu menuju kamar no 110. Pintu dibuka, masukkan card utuk medapatkan listrik, dan kamar tipe deluxe siap untuk digunakan. Kesan pertama saya mengenai kamar ini adalah luas! Ditunjang dengan furnitur yang asik nan fungsional.Kamar ini nyaman untuk menginap sampai dengan tiga orang, dengan konfigurasi dua orang di bed, dan satu orang di sofabed.

Konfigurasi tempat tidur


Jendela kamar saya menyuguhkan pemandangan lawang sewu yang bisa dinikmati kapan saja. Fasilitas kamar cukup lengkap, chillerbox, Tv, AC, Wi-Fi,  socket USB, Menu restoran yang bisa dipesan melalui whatsapp, paling saya suka adalah air mineral dalam jar yang bisa diisi ulang, meninggalkan air mineral dalam botol plastik yang tidak ramah lingkungan. Good job!

 Air dalam Jar
                                                                      
Pesan Menu Melalui WA, Praktis!
                                                    
Dispenser di Koridor

                                                        

Storage Luas&Efektif

Desain kamar mandinya simple, dan efektif, saya suka penempatan kaca dibagian atas, sehingga bisa mengurangi penggunaan lampu. Amenitiesnya lengkap, dari sabun, shampoo, peralatan pembersih gigi, handuk besar, handuk kecil, sampai hairdryer tersedia.



Sesekali Eksis

Dengan fasilitas, kualitas, dan lokasi yang ditawarkan oleh Roomsinc Semarang, saya tidak ragu menyarankan hotel ini sebagai pilihan pertama ketika mencari akomodasi di Semarang.

Lawang Sewu Terlihat dari Jendela Kamar!

Destinasi Wisata

Seperti saya jelaskan diawal, Semarang merupakan kota pelabuhan, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Kawasan Kota Tua, Pecinan, Lawang Sewu, Sampookong merupakan saksi bisu dari akulturasi budaya yang terjadi di masalalu.

Lawang Sewu

Lawang Sewu


Berada di area tugu muda Semarang, lawang sewu pada awalnya dibangun oleh pemerintah Belanda sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschapij atau kantor kereta api pada jaman tersebut.

Mulai dibangun pada tahun 1904 selesai pada 1907 terletak di salah satu sudut tugu muda Semarang. Arsitekturnya bergaya khas eropa dengan lorong-lorong penghubung antar ruang, hingga banyaknya jumlah daun pintu. Walaupun namanya lawang sewu, faktanya jumlah lubang pintu di lawang sewu ada 429 buah.

Sekarang lawang sewu dikelola oleh PT.KAI. Dimasa pandemi ini lawang sewu beroprasi sampai pukul 17.00 untuk harga tiketnya saya belum update yang terbaru. Karena terakhir saya kesana bulan juli kemarin masih dalam masa pandemi.

Lawang Sewu 2013


Beberapa saya lampirkan foto saya ketika berkunjung tahun 2013, bisa dilihat bangunannya terjaga dan terawat dengan baik. Sudut bangunan terasa megah. Pengunjung bisa menyusuri seluruh ruangan di lawang sewu.

Bagian Dalam Atap


Oh iya lawang sewu juga terkenal dengan cerita seramnya. Pada jaman penjajahan Jepang bangunan lawang sewu diubah menjadi penjara. Pada 2013 saya dan teman saya menyewa guide untuk menjelajahi bagian bawah tanah, pada awalnya bagian bawah tanah ini digunakan untuk menyimpan air sebagai bagian dari sistem pendinginan gedung. Diubah oleh pemerintah jepang sebagai sel. Lokasinya gelap (ada beberapa lampu yang dipasang sebagai penerangan untuk pengunjung waktu itu), berair (harus menggunakan sepatu boat yang disediakan). Jika anda menyukai tantangan, bisa mencoba masuk apabila sekarang masih diijinkan.

Akses Masuk Ruangan Bawah Tanah

Kota Tua Semarang

Salah Satu Sudut Kota Tua Semarang (pic:nativeindonesia via instagram.com/vegaviditama)

Kota tua Semarang berada di daerah Semarang Utara. Kota tua ini merupakan bukti sejarah masa kejayaan semarang sebagai kota pelabuhan di masa lampau. Dahulu pusat perdagangan pedagang dari cina,arab dan bangsa lain ada disini.

Banyak bangunan tua berusia ratusan tahun yang masih berdiri hingga saat ini. Dikawasan kota  tua terdapat  gereja kristen tertua dijawa tengah yaitu gereja blenduk yang dibangun pada tahun 1753. Bangunan tersebut sekarang dinamai GPIB Imanuel. Sampai sekarang masih bisa dilihat betapa kokohnya bangunan ini.

Greja Blenduk


Saya sempat akan berhenti dan jalan jalan di kawasan kota tua pada juli lalu, tapi saya mengurungkan niat karena terlalu ramai(no social distancing detected). Disini saya lampirkan foto saya pada tahun 2013

Sekarang kawasan kota tua sudah direvitalisasi dan jauh lebih rapi dibandingkan sebelumnya. Banyak restoran, dan coffeshop yang memanfaatkan bangunan colonial. Next time saya harus mencoba bersantai di kota tua yang lebih rapi ini. Kalau saya boleh memberi masukan kepada pengelola, sebaiknya didepan bangunan tua diberi keterangan mengenai kegunaan bangunan pada masa lalu, serta foto ketika selesai pembangunan (kalau ada). Sehingga pengunjung tidak hanya berfoto, tetapi juga bisa mengerti dan belajar mengenai sejarah.

Kota Tua Tahun 2013


Jika kamu menginap di hotel, dan ingin menuju kawasan kota tua lebih mudah menggunakan angkutan umum(trans semarang) atau ojek/taksi online maupun konvensional. Sehingga kita tidak perlu repot mencari tempat parkir.

Makanan

Food time! ini adalah bagian yang saya senangi, karena Kota Semarang banyak terdapat lokasi kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Karena di Semarang banyak akulturasi budaya, termasuk didalamnya kekayaan kuliner.

Tentu yang saya tulis disini adalah yang pernah saya coba, saya mengerti ada banyak lokasi yang belum saya coba, dan tenang saja akan saya tambahkan ke daftar ini ketika ada kesempatan ke semarang lagi!

Kampung Laut


Berada di pesisir pantai utara jawa, seafood adalah makanan yang ingin saya coba di semarang, ketika itu saya disarankan oleh seorang teman untuk mencoba kampung laut. Lokasinya ada di jalan puri anjasmoro raya (dekat Bandar udara achmad yani).

Luas, dan Nyaman

Parkirannya luas, tempatnya juga luas. Saya suka konsepnya karena pengunjung akan makan diatas tambak, menarik! Meja kursi tersedia banyak, sembari menunggu makanan pengunjung bisa jalan jalan di area rumah-makan.

Srimping Asam Manis&Ikan Bakar

Surprisingly proses memasak pesanannya tidak lama. dari beberapa menu yang saya coba, favorit saya adalah kerapu tim, dan kerapu kukus.

Bakmie&Nasi goring jowo Boeng John


Berlokasi di jalan karangwulanbarat raya, warung ini menggunakan tenda disebelah GIA pringgading. Buka setelah maghrib-habis.

Antrian Pembeli

Dimasak menggunakan arang, tentu membuat saya semakin penasaran untuk mencobanya. Saya memesan bakmie goreng ekstra  kekian, dan nasi goreng. Sembari menunggu pesanan diproses, pembeli bisa mengambil sundukan yang bisa dibakar.


Finally pesanan saya sudah datang, untuk mienya khas bakmie goreng jawa pada umumnya, nasi gorengnya yang saya suka. Berbeda dari nasi goreng jawa di Jogja atau Nganjuk, disini nasi gorengnya terasa bumbu bawang merah & cabainya, I like it!

Loenpia Mbak Lien


Loenpia sangat identik dengna Kota Semarang, ada banyak tempat yang menjual makanan satu ini. Dari beberapa yang saya coba, sementara ini saya cocok dengan rasa di mbak lien.

Proses Penggulungan Loenpia

Lokasinya ada di jalan pemuda, untuk satu buah loenpia original harganya Rp.17.000. pembeli bisa memilih loenpia basah atau goreng. Menariknya adalah loenpia baru diproses(diisi kemudian digulung) apabila ada pembeli.

Moachi Gemini kentangan

Kue moachi adalah kue yang dibuat menggunakan tepung ketan dan awalnya diisi dengan kacang tanah. Sekarang sudah banyak varian rasanya.

Kue moachi ini berada dijalan Kentangan. Lumayan sulit, dan terlihat kecil jalannya untuk orang luar Semarang seperti saya. Saya suka moachi disini karena rasanya enak, dan dimakan 3 hari masih kenyal.

Harganya cukup terjangkau, tergantung ukuran dan rasa moachinya.



Oke, demikian rangkuman saya mengenai destinasi yang bisa dikunjungi di Kota Semarang, tentu saja saya akan membahas tempat lain dikota ini apabila ada kesempatan.

Terimakasih sudah membaca ✌

Rabu, 03 Juni 2020

Fujifilm Disposable, Kamera Sachet yang Asyik



Mengabadikan momen mengunakan kamera fujifilm disposable memberikan pengalaman yang berbeda. Fujifilm disposable merupakan kamera film analog, dengan ukuran roll film 35mm.
Karena menggunakan film sebagai media menangkap cahaya, maka hasil jepretan fujifilm disposable akan memiliki output khas roll film yang klasik. Untuk melihat hasilnya, film tersebut harus melalui proses cuci scan terlebih dahulu.

Harga kamera ini antara 100-200 ribu rupiah, tergantung dari tipe dan jumlah roll filmnya (tempat belinya juga pengaruh sih). Dengan harga segitu menjadikan fujifilm disposable sebagai kamera baru termurah fujifilm. Kemasan kamera ini sederhana hanya menggunakan sachet yang mirip dengan kemasan chiki. kamera ini tidak menggunakan batrai dalam pengoprasiannya, jadi tidak perlu khawatir akan kehabisan batrai. Batrai didalam kamera hanya digunakan untuk keperluan flash.

Yang saya gunakan adalah fujifilm dispo yang  jumlah filmnya 39, pengoprasianya mudah seperti menggunakan kamera saku film pada tahun 2000an. Sebelum mengambil gambar pengguna harus memutar (mengokang) gulungan film yang ada dibawah tombol shutter sampai mentok baru bisa menjepret. Saran saya jangan langsung diputar setelah mengambil gambar, untuk menghindari terbuangnya film sia-sia karena tombol shutter tidak sengaja tertekan. Bagi yang terbiasa menggunakan kamera digital (DSLR, mirrorless, pocket, hp) harus lebih memperhitungkan momen sebelum menjepret.

Kamera ini menggunaan lensa 32mm fix, dan memiliki bukaan f10, Karena kamera yang saya gunakan base isonya 400 maka  akan maksimal bila digunakan pada pagi hari- sore hari atau ketika matahari masih bersinar. jangan digunakan didalam ruangan ataupun malam hari walaupun dengan bantuan flash, kecuali untuk selfie, hasilnya mengecewakan & memalukan. jika ingin memotret menggunakan kamera disposable dimalam hari ataupun didalam ruangan pilihlah yang memiliki base iso 1600, seharusnya menghasilkan gambar yang lebih bagus.
Glico sign, malam hari

Fujifilm disposable memiliki masa berlaku/ expired date. Agar hasilnya maksimal, sebaiknya segera dicuci-scan filmnya sebelum melewati masa berlaku. Memproses hasil kamera dispo pastikan terlebih dahulu bahwa sudah tidak ada roll film yang tersisa, bisa dilihat dari indikator disebelah tombol shutter, atau ketika penggulung rollnya diputar tidak mentok/ tidak ada bisa berhenti.

Seperti namanya "disposable" untuk mengeluarkan roll film dari dalam kamera kamu harus mencongkel bagian bawah kamera sehingga roll filmnya bisa diambil. lalu kameranya bisa dibuang atau dijadikan pajangan saja. Untuk cuci scan zaman now agak sulit, karena hampir semua studio sekarang sudah menjadi studio digital, dan tidak menerima cuci-scan film.

Saya lebih senang apabila hasil cuci scan bisa langsung saya secepatnya, oleh karena itu saya mencuci scan di salah satu studio foto Surabaya, yang konon katanya menjadi satu-satunya di surabaya yang masih melayani cuci scan film negatif. prosesnya membutuhkan waktu selama 2 jam. 

Ada juga beberapa lab film yang menerima cuci scan lewat paket, bisa jadi solusi jika ingin hasilnya yang lebih baik dan malas untuk datang langsung ke lab.Setelah saya buka cd hasil scan tersebut dirumah, maka terlihatlah hasil dari kamera fujifilm disposable, jika dibadingkan dengan hasil kamera digital atau bahkan kamera handphone menurut saya sebagai orang yang awam  hasilnya tidak terlalu tajam. tetapi output warna dan lainnya sangat klasik, keren bila dicetak maupun dipajang di sosial media tanpa perlu editing.
Fujifilm XA-3

Fujifilm disposable

Sebagai perbandingan kedua foto diatas diambil di bandara internasional ngurah rai Denpasar, waktu pengambilan hanya selisih 30 detik, output tidak saya edit sama sekali,foto bawah menggunakan fujifilm disposable, yang atas hasil dari fuji xa3 dengan iso 250, 25mm, f8, 1/2000. dengan hasil yang tanpa diedit tersebut bisa dipertimbangakan sendiri bagaimana hasil dari fujifilm dispo.

Seperti yang saya tulis diatas, fujifilm dispo kamera yang memiliki base iso 400 akan kurang maksimal bila digunakan pada malam hari maupun didalam ruangan yang kurang cahaya, belum lagi ada beberapa  banyak foto saya yang tidak bisa ditampilkan dengan baik gara-gara kamera saya melewati pemeriksaan x-ray kzl.
Dotonburi, Osaka

Overall saya cukup senang bisa menggunakan disposable kamera, hasilnya diatas ekspektasi saya, memang hasilnya tidak bisa langsung dilihat,dan  merepotkan untuk mencari tempat cuci scan. tetapi ketika sudah dicuci dan scan kemudian hasilnya bagus, bisa menjadi sesuatu yang candu, ingin motret pakai kamera film lagi hehe. Sebagai perumpamaan memotret menggunakan kamera film ibarat mengendarai motor klasik, rasanya pasti berbeda.

Oke demikian pengalaman amatir saya dalam menggunakan fujifilm disposable kamera, yang jelas kamera ini bisa banget dicoba untuk memotret, terimakasih sudah mampir di blog saya. :)

Bous foto jepretan fujifilm disposable:
Pemandangan dari Osaka Castle

Kapal di danau Osaka Castle

Shinkanshen Tokyo Station

Tokyo Station

Tokyo Castle

Hachiko Statue

Pengantin di Meiji-Jingu Shrine

Shibuya Crossing

Gerbang masuk Meiji-jingu Shrine

Stasiun Harajuku


Perjalanan ke Kawaguchiko, Jepang

  Gunung Fuji adalah ikon Jepang, gunung ini sering digambarkan dalam komik, dan anime Jepang. Jika kamu ingin melihat gunung fuji, cara ter...